Waspada Bahaya Penyakit Cacar Monyet
Warassehat.com – Ditengah-tengah menurunnya angka penderita covid-19 di seluruh dunia dan dengan harapan pandemi ini segera berlalu, WHO kembali menerima laporan tentang adanya kasus Penyakit Cacar Monyet (monkeypox) dari negara non endemis. Saat ini cacar monyet dilaporkan telah meluas ke 12 negara non endemis yang berada di 3 regional WHO, yaitu regional Eropa, Amerika, dan Western Pacific. Hal ini tentu saja membuat para pemangku kebijakan di bidang Kesehatan di seluruh dunia menjadi waspada, begitu pula masyarakat umum mulai banyak yang bertanya-tanya tentang penyakit ini. Lalu apa sebenarnya penyakit cacar monyet atau yang secara internasional disebut sebagai monkeypox ini ?
Tentang Cacar Monyet
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.
Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox. Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti : Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
Penularan Cacar Monyet
Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.
Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.
Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.
Gejala dan Tanda Cacar Monyet
Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.
Gejala dan tanda cacar monyet :
- Sakit kepala
- Demam akut >38,5oC
- Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
- Nyeri otot/Myalgia
- Sakit punggung
- Asthenia (kelemahan tubuh)
- Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)
- Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Cacar Monyet
Sejauh ini, belum ada pengobatan khusus untuk penyakit cacar monyet. Penderita biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu setelah terkena penyakit ini. Pengobatan yang diberikan biasanya hanya bertujuan untuk mengurangi gejala.
Meski gejala cacar monyet umumnya tidak berat, penderita tetap perlu menjalani isolasi untuk mencegah penularan, terutama kepada orang dengan imunodefisiensi yang berisiko mengalami komplikasi, seperti pneumonia dan radang otak.
Belum ada vaksin khusus untuk mencegah cacar monyet. Meski begitu, pencegahan penyakit ini diketahui juga bisa dengan vaksinasi smallpox. Namun, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk menentukan efektivitas dan kemampuannya untuk mencegah keparahan penyakit cacar monyet.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan salah satu langkah utama untuk menurunkan risiko tertular penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah cacar monyet:
- Menghindari kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi cacar monyet
- Menghindari konsumsi daging hewan liar dan daging yang tidak dimasak hingga matang
- Merawat dan mengisolasi penderita cacar monyet hingga dinyatakan sembuh guna mencegah penularan
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya dengan rajin mencuci tangan menggunakan air dan sabun
- Menggunakan alat perlindungan diri, seperti sarung tangan dan masker, saat berdekatan dengan penderita cacar monyet
- Menghindari bepergian ke daerah atau negara dengan jumlah kasus cacar monyet yang tinggi
Langkah pencegahan cacar monyet di atas merupakan upaya untuk menghindari penyebaran penyakit ini. Oleh karena itu, usahakan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Selain penyakit tersebut masih banyak penyakit yang termasuk Penyakit Kronis lainnya dan juga ada yang wajib perlu kalian ketahui mengenai Pola Hidup Sehat agar tidak terkena penyakit kronis , selain itu juga kami memberikan Cara Mengobatinya juga, dan dengan hadirnya kami, visi kami juga tentu saja akan menyehatkan Indonesia agar tidak mudah kena penyakit, apabila jika memang sudah terkena kami ada solusinya untuk kalian semua. Ingatlah selalu pepatah “Bersih Pangkal Sehat”. Salam Waras Salam Sehat. Salam WARASSEHAT.